Minggu, 28 Mei 2017

Warna-warni ramadhan dan project "KPK"

Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan kami nikmat sehat dan umur panjang, sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan ramadhan. Puasa bersama dan beberapa tradisi saat puasa yang membuat kami merindukan ramadhan. Untuk meningkatkan semangat dalam menjalankan ibadah puasa, bersama-sama kami membuat ramadhan chart dan membuat daftar kegiatan keluarga selama ramadhan.Project ini kami beri nama "warna-warni ramadhan". Kami tempelkan dipapan khusus dan kami hias dengan pernak pernik.Semua anggota keluarga terlibat. Umi bertugas membuat ramadhan chart, mencari gambar-gambar cantik bernuansa ramadhan,mencetak tulisan, memompa balon dan memasang pernak-pernik.Abi bertugas untuk menggunting dan merapikan kertas seletah dicetak, menempelkan tulisan di papan, sebagai penasehat. Syaina bertugas membantu umi memompa balon, menempel gambar bertema ramadhan dan tim hore. Melibatkan syaina dalam kegiatan ini untuk menumbuhkan ghairah dan cinta ramadhan. Akhirnya papan warna-warni ramadhan selesai dibuat dan siap untuk mengisinya dengan kegiatan ibadah setiap hari. 





Alhamdulillah setelah lancar dua hari menjalankan ibadah puasa, syainapun mulai belajar mengenal apa itu puasa.Memberikan ekspresi bahagia setiap menjalankan kegiatan dibulan ramadhan agar tumbuh imaji positif tentang puasa.Saya belum mewajibkan syaina berpuasa, saya lebih fokus untuk menumbuhkan fitrah keimanan dan kecintaan terhadap ramadhan. Setiap kali syaina makan dan minum disiang hari kita maknai sebagai sahur dan buka puasa. Mengucap syukur bersama atas nikmat yang telah diberikan Allah swt. Setiap menjalankan ibadah lain, saya libatkan syaina.Ketika syaina akan saya libatkan dalam shalat tarawih, saya luruskan niat sebagai wujud ibadah.Karena tidak mudah untuk membawa syaina yang masih berusia 2 tahun 10 bulan untuk tertib dan tenang dimasjid. Saya sounding sebelum berangkat ke masjid tentang apa itu masjid, mengenalkan masjid sebagai tempat ibadah bersama yang menyenangkan, mengenalkan adab ketika dimasjid dengan hati-hati agar tidak timbul imaji negatif.Diawal raka'at shalat taraweh syaina bisa tertib dan tenang mengikuti gerakan shalat. Lama kelamaan syaina mulai tertarik untuk bermain bersama temannya di masjid. Suara teriakan anak-anak pun mulai terdengar. Hati-hati dalam menegur syaina,menggunakan bahasa anak-anak dan menghindari muka masam. 

Project keluarga diawal puasa adalah sedekah berbagi buah kurma dan air mineral kemasan kepada pengunjung yang hendak berbuka. Saya libatkan syaina dalam proses membungkus kurma.Sambil bercerita tentang indahnya berbagi dan apa itu kurma. Syaina mengambil plastik dan memasukkan dua buah kurma ke dalamnya. Saya buatkan tulisan sebagai tanda bahwa pengunjung dipersilahkan mengambil kurma dan air mineral gratis. Abi bertugas menempelkan tulisan dan mendokumentasikan kegiatan. 




Itulah beberapa kegiatan yang kami lakukan diawal ramadhan. Menjalankan ibadah dengan niat karena allah, memaknai setiap kegiatan sebagai ibadah, melibatkan anak dalam setiap kegiatan ibadah dan tidak lupa untuk selalu bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan-Nya. 


#ODOPfor99days

Kamis, 18 Mei 2017

Suka cita menyambut bulan ramadhan

Satu pekan kedepan tiba saatnya bulan yang ditunggu yaitu bulan suci ramadhan.Alhamdulillah ucapan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt,yang telah memberikan nikmat sehat dan panjang umur sehingga kami sekeluarga masih diberikan kesempatan untuk menyambut bulan suci ramadhan.

Sejumlah agenda ramadhan pun harus kami siapkan.Membuat family project di bulan ramadhan.Saat yang tepat untuk mensucikan diri,menahan diri dari hawa nafsu,kesempatan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.Tantangan terbaru di ramadhan kali ini adalah bagaimana cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan apa itu puasa di bulan ramadhan kepada ananda.Tahap pencarian idepun berlangsung.Tanpa sengaja saya membuka facebook dan melihat ada posting salah satu keluarga yang ingin memperkenalkan ramadhan kepada si kecil dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.Idenya sangat keren yaitu membuat game penyambutan bulan suci ramadhan dengan cara menghias ruangan dengan balon untuk menghitung mundur hari datangnya bulan puasa. 

Saya mencoba untuk mengadopsi ide tersebut dan memodifikasi idenya.Melibatkan syaina dalam proyek ini.

Tahap 1.Syaina dan saya membeli balon untuk dipompa.Kami pompa balon satu persatu hingga berjumlah 9 balon.Hari itu adalah 9 hari menuju bulan ramadhan.Saya dan syaina bergantian memompa balon.Beberapa balon ada yang meletus ditengah jalan.Setelah semua balon dipompa,kami membuat tulisan nama hari sebagai tanda bahwa satu per satu balon akan diledakkan setiap harinya.Satu per satu tulisan nama hari tersebut ditempelkan pada balon.Syaina membantu proses mengambil isolasi dan pemasangan.Balon dirangkai pada satu tali secara berturut-turut.Tidak lupa kami membuat gambar pelangi bertuliskan "HAPPY RAMADHAN".Bersamaan dengan kegiatan ini saya sounding tentang apa itu puasa di bulan ramadhan,kegiatan apa saja yang khas pada bulan ramadhan.

Tahap 2.Kami memilih tempat untuk memasang rangkaian balon tersebut.Pilihan kami jatuh pada kamar tidur.Saat memasang,sambil bercerita dan bernyanyi tentang puasa.Saya tantang syaina untuk meledakkan satu balon.Ananda mengambil jarum dan berhasil meledakkan satu balon.Hore 9 hari lagi kita puasa.Ditutup dengan membaca buku berjudul "aku belajar puasa"




Bulan ramadhan adalah bulan yang dinanti.Bulan yang penuh berkah dan pengampunan.Saat yang tepat untuk menumbuhkan fitrah keimanan.Saya dan abi membuat to do list sebagai fampro di bulan ramadhan.Beberapa diantaranya adalah

  1. Taraweh keliling masjid disekitar rumah.
  2. Memperbanyak berbagi kepada sesama.Kami membuat project berbagi untuk pengunjung apotek yang hendak berbuka dengan menyiapkan dua potong buah kurma dan segelas air mineral.Bersama teman-teman Intitute Ibu profesional,kami membuat kegiatan buka bersama dengan anak yatim dipanti asuhan terdekat.
  3. Infaq setiap berkunjung ke masjid
  4. Memperbanyak sedekah terutama hari jum'at
  5. Sahur dan buka bersama keluarga.
  6. Menyiapkan santapan sahur dan buka bersama-sama.
  7. Tadarus alqu'an dan menghadiri pengajian.
  8. Diakhiri dengan takbir lebaran.



#ODOPfor99days

Game "Kodok Loncat"

Sesekali uminya bingung mau game apa lagi dengan syaina.Aha!Pas banget di game cangkrukan ada tantangan game baru.Tema game kali ini adalah kodok loncat.Permainan yang belum pernah kita coba berasama keluarga.Umi dan abinya belum pernah membuat origami kodok loncat.Seperti mendapatkan durian runtuh.Bu lurah cangkrukan yaitu mbak ara memberikan kami panduan video tutorial kodok loncat.

Ada sisa kertas origami yang tidak terpakai.Saya mengajak syaina untuk membuat kodok.Syaina mengikuti saya melipat kertas origami versi anak-anak,hasilnya antah berantah.Yes,We can!

Ini kali pertama keluarga kami bermain kodok loncat.Penasaran saat proses pembuatan sampai tahap perlombaan.Abi dan syaina menjadi peserta lomba.Kodok milik abi berwarna pinky dan kodok milik syaina berwarna kuning.Siapa yang berhasil mencapai finish,akan mendapatkan hadiah balon dari juri (uminya).Saat perlombaan dimulai,kodok milik syaina berjalan lambat dibandingkan kodok milik abi yang meloncat bergaya salto.

Dan pemenangnya adalah abi....
Asyek dapet balon.👍

Syaina masih asyik mencoba mengejar kodok milik abi yang sudah mencapai finish dan beberapa kali dibantu abinya.

Permainan kodok loncat dilanjutkan pada sore hari bersama teman sebaya syaina.Teman syaina yang awalnya tidak bisa cara memainkan kodok agar bisa meloncat,dengan terus mencoba berlatih akhirnya mereka pun berhasil membuat kodoknya meloncat.Riang sekali mereka bermain.Mereka berlomba kecepatan loncat kodok sampai garis finish.





#Cangkrukanhs
#Kodokloncat
#KeluargaPelemKalih(KPK)
#ODOPfor99days

Kamis, 11 Mei 2017

Arti keluarga


Keluarga memiliki arti tersendiri bagiku.Keluarga adalah anugerah dari-Nya,harta yang paling berharga dan tak ternilai harganya.Keluarga adalah semangat dan motivasi hidup.Keluarga adalah ladang ibadahku sebagai seorang anak,istri dan ibu.Keluarga memberikan warna dalam hidup.


Pengabdian untuk keluarga adalah prioritas utama dalam hidup.Sebagai anak,pengabdian kepada orang tua sangatlah penting.Orang tua yang selalu memberi tanpa pamrih.Mengais rezeki setiap hari demi kemajuan anaknya.Tidak ada kata mundur bagi mereka.Inilah yang menjadi pemacu semangatku dalam hidup untuk terus melangkah.Mengejar cita-cita agar tidak bergantung kepada mereka secara materi.Perjuanganku tidaklah sebanding dengan pengorbanan orang tua.Berusaha keras untuk membahagiakan mereka.Tidak ingin melihat orang tua kecewa setelah begitu banyak pengorbanan yang mereka lakukan demiku.Satu impianku yang belum terwujud yaitu membawa mereka ke tanah suci bersama.Tanpa mereka,aku bukanlah siapa-siapa.Ucapan syukur selalu dipanjatkan kepada-Nya.



Kini aku tak sendiri.Aku yang sekarang sudah berkeluarga tetap harus berbakti pada kedua orang tuaku.Dengan tetap mengutamakan ketaatanku kepada suami.Aku dan keluarga kecilku tetap tinggal dilingkungan yang sama dengan orang tuaku.Tujuannya adalah agar mereka merasa dekat dengan anaknya,tetap bisa melihat langsung perkembangan dan kemajuan anak dan cucunya,agar aku bisa mengabdikan diri dan berbakti kepada mereka dihari tua kelak.


Terlahir sebagai anak tunggal menjadi sebuah tantangan tersendiri. Tantangannya adalah aku harus bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain termasuk kepada orang tua dan suami.Kemandirian secara finansial menjadi keharusan bagiku tetapi bukanlah yang utama,agar ketika aku ditinggalkan orang tua dan suami,kelak aku masih mampu meneruskan estafet dalam hal finansial bagi anak-anakku.

Menjadi keputusanku untuk tetap bekerja diranah publik sebagai profesional dibidang kesehatan.Prinsip yang tidak boleh dilanggar adalah bekerja dijalan Allah dan terus meminta ridha-Nya dan harus dengan izin suami.Ridho suami adalah Ridho Allah.Mengutamakan keluarga diatas kepentingan pekerjaan.Kewajiban seorang istri untuk melayani suami,mendidik anak dan mengurus rumah tangga tidak boleh ditinggalkan dan dititipkan kepada orang lain. Memilih jalur bisnis adalah keputusan dan kesepakatan kami.Atas izin Allah,kami ditunjukkan untuk memilih jalan ini.Tempat usaha yang menjadi satu dengan rumah tinggal. Jarak tempat usaha dan rumah yang berdekatan menjadikan kami tetap bisa fokus dalam mendidik anak.Kami yakin bahwa ketika kami bersungguh-sungguh menjaga amanah-Nya dalam mendidik anak dan mengelola keluarga,maka kami tidak perlu khawatir akan materi dan rezeki dari Allah.Rezeki itu pasti dan kemuliaanlah yang kami cari (septi peni wulandani).Bersama-sama dan bahu membahu, kami merintis usaha bersama dari nol.Dengan tekad yang bulat, dana terbatas dan pinjaman tanah dan bangunan dari orang tua,kami jadikan modal utama.Semangat dan tekad kuat untuk hidup mandiri,maju dan sampai pada peran peradaban kami agar bisa bermanfaat bagi orang lain.Menyusun setahap demi setahap kepingan puzzle kehidupan.Sampai akhirnya kami sampai pada tahap mandiri finansial dan berproses untuk terus memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain.Ucapan syukur terus kami panjatkan kepada-Nya.

Lewat keluarga kecilku,ada makna dan misi hidup.Pertanyaan yang selalu muncul dan berproses menemukan jawaban adalah

Mengapa saya dihadirkan dalam hidup?
Apa misi spesifik hidupku?
Mengapa saya berada dilingkungan tempat saya tingal?
Peran apa yang harus aku ambil?
Apa misi spesifik keluargaku?
Untuk apa kami dihadirkan dalam lingkungan tempat kami tinggal?

Perjalanan hidup berkeluarga yang penuh liku dan tidak semudah yang kami bayangkan.Ketika dulu,saya memaknai keluarga sebagai ambisi untuk mengais rezeki demi kebahagiaan hidup.Banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja diranah publik.Fokus pada pekerjaan dan menerapkan standar tinggi dalam bekerja.Materi menjadi target utama.Banyak meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu.Suami dan anak bukan menjadi prioritas utama.Pekerjaan terasa tidak pernah habis.Jauh dari rasa syukur atas nikmat-Nya.Jauh dari ridho-Nya.Kebahagiaan yang dirasakan hanyalah kebahagiaan materi.

Lewat kehendak-Nya,aku dituntun untuk kembali kepada keluarga kecilku.Diubah pola berpikirku tentang keluarga.Bahwa keluarga yang harus menjadi prioritas pertama dan utama.Menurunkan standar tinggi dalam bekerja diranah publik dan fokus pada keluarga.Menjalankan peran sesungguhnya sebagai seorang istri dan ibu.Menjalani hari demi hari bersama keluarga dengan lebih bermakna.Tidak hanya sekedar mengalir begitu saja.

Berproses untuk terus menjadi istri dan ibu kebanggaan keluarga.Bahwa bekerja menjadi ibu diranah domestik memerlukakn totalitas dan keseriusan bukan setengah-setengah,karena tidak mudah untuk menjalankan peran tersebut.Memerlukan ilmu dan dedikasi tinggi.Belajar sepanjang hidup sebagai ibu,karena seorang ibu harus berpendidikan tinggi.Artinya harus terus memantaskan diri dan memperbaiki diri.

Mendidik anak dengan sepenuh hati.Sebagai istri yang harus bersinergi bersama suami dalam mendidik anak.Anak adalah anugrah dan amanah langsung dari-Nya.Kelak kami sebagai orang tua akan diminta pertangungjawaban oleh-Nya.Berempati,terlibat,melihat dan mendengar pada setiap aktivitas anak.Menemukan solusi bersama anak dalam setiap masalah.Mengamati tumbuh kembang anak dan mencatat setiap perkembangannya.Membuat proyek keluarga untuk setiap kegiatan yang kami rencanakan.Melibaktan seluruh anggota keluarga sebagai kesatuan tim.Membuat forum keluarga untuk berdiskusi terkait tantangan-tantangan dalam proyek keluarga,membuat misi dan visi keluarga.Inilah kebahagiaan sesungguhnya yang saya dapatkan.Kebahagiaan yang tidak pernah habis dan tidak akan pernah terbayar lunas oleh apapun.




"Allah sudah menjamin rejeki kita, maka melalikan ketaatan padaNya, mengorbankan amanahNya, demi mengejar sesuatu yang sudah dijaminNya adalah sebuah kekeliruan besar" (Septi peni wulandani).







Biodata penulis:


Linda kurniawati.Lahir di Banyumas,8 Juli 1988.Wanita berusia 29 tahun berstatus telah menikah dan memiliki seorang putri bernama naura syainala maritza.Moto hidup "Do the best".Keinginan menulis yang kuat untuk merekam jejak kehidupan keluarga dan liku perjalanan berkeluarga dalam mendidik anak.































Selasa, 09 Mei 2017

Jelajah kehebatan Allah "Kepik"


Ketika saya dan syaina ingin melihat perkembangan sayur caisim yang kami tanam.Kami melihat beberapa hewan bersayap ciptaan-Nya.Kupu-kupu,tawon,belalang dan yang menarik perhatian syaina adalah hewan kecil bersayap,dominan berwarna merah polkadot.Yups kepik namanya.

Kami pun mulai berburu kepik untuk mengenal lebih dekat tentang kepik.Sederet pertanyaan dari syaina bermunculan pertanda meningkatnya intelectual curiosity.Begitu pula umpan balik pertanyaan dari saya untuk syaina.

Apa itu kepik
Siapa penciptanya
Bagaimana bentuknya
Anggota tubuh kepik
Habitat kepik
Makanan kepik
Dll






Syaina mencoba untuk menangkap kepik,merasakan lebih dekat,menyentuh dan mencoba berbicara versi imajinasinya kepada kepik.


Rasa ingin tahu syaina belum selesai.Dibawalah kepik ke rumah.Kita menggambar kepik bersama.Beberapa dialog yang dilontarkan syaina ke kepik.

Kepik disini aja
Disana kan ngga ada temennya


Tugas saya adalah menemani dan memfasilitasi ananda.Menahan diri untuk tidak menggegas dan mejejali banyak hal.Ketika anak ingin tahu tentang suatu objek,secara alamiah fitrah belajarnya akan tumbuh,ananda akan mencari tahu dan bertanya untuk mencari jawaban akan rasa ingin tahunya.




#ODOPfor99days

Family project

Nama keluarga:KPK (keluarga Pelem Kalih)
Terdiri dari:
  1. Indra octa S (abi) sebagai kepala keluarga.
  2. Linda kurniawati (umi) sebagai ibu yang bekerja diranah domestik sekaligus ranah publik.
  3. Naura syainala maritza (syaina) sebagai putri kecil berusia 2 tahun 9 bulan

My family, My team,Yes we can!

Beberapa proyek yang kami kerjakan pada game lafel family project:
No.
Judul proyek
Pimpro
Selama proses perjalanan proyek
Akhir proyek
1.
Berkebun sayuran caisim dan jagung
“hijau alamku, hijau kebunku”
Abi
Setiap anggota berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Syaina sangat antusias dan langsung praktek menanam dengan caranya sendiri.
Berhasil sampai tahap panen.
2.
Es kelapa, pengilang dahaga
Umi
Syaina lebih banyak mengambil peran
Lancar dan berhasil, semua anggota keluarga menikmati hasil project kami. Menghasilkan es kelapa yang bisa dinikmati bersam
3.
Cooking cheese cake
Mba rohmah (ART)
selama proses berhasil meningkatkan rasa ingin tahu anak. Syaina lebih banyak menyimak dan bertanya tentang hal-hal baru. Syaina berhasil menjalankan perannya.
Menghasilkan cheese cake yang siap dibagikan ke tetangga dan anggota keluarga.
4.
Sejuta cinta “mengumpulkan botol dan kardus bekas”
Umi
Mengumpulkan botol dan kardus bekas berlangsung setiap saat ketika dijumpai dirumah.Setelah ditampung dalm jumlah yang cukup,kita jual dan hasil penjualan di kumpulkan hingga siap didistribusikan
Syaina sanggat antusias menjalankan proyek,sebagai alarm ketika menjumpai botol dan kardus bekas. Proyek masih berlangsung hingga berganti tahun. Ditampung untuk dibagikan pada sesama
5.
One day one thousand rupiah
Umi
Masing-masing anggota keluarga menabung di setiap celengan yang disediakan. Masih perlu diperhatikan konsistensi untuk rutin menjalankan proyek setiap hari
Masih kurang konsisten melakukannya setiap hari (sering dirapel). Beberapa uang sudah terkumpul dicelengan.Ditampung untuk dieksekusi ditahap selanjutnya yaitu berbagi pada sesama.
6.
Memberi makan hewan ternak (kambing)
Umi
Syaina belum memiliki keberanian yang cukup untuk memberikan makan (sisa sayuran tak terpakai) langsung ke kambing. Berperan sebagai tim hore dan menyimak proses.
Semua makanan yang disediakan habis.
7.
Memanfaatkan umbi singkong untuk dimasak dan kulit singkong untuk pakan ternak
Eyang putri
Peran terbanyak dilakukan oleh eyang putri.syaina paling senang saat melihat kambing berebut kulit singkong dan memakannya sampai habis.
Kolak singkong berhasil dibuat dan berhasil memberi makan pada kambing
8.
Membuat jasuke
Umi
Syaina praktek pengalaman baru yaitu membuat keju parut.
Syaina sangat senang dibuatkan jasuke. Habis tak tersisa.
9.
Shalat jama’ah dan infaq dimasjid
Syaina
Sangat senang jika mendengar adzan dan bergegas mengajak anghota keluarga menuju masjid dan spontan minta infaq jika melihat kotak amal
Proyek berjalan lancar, konsisten setiap magrib ke masjid dan infaq masih belum rutin
10.
Sejuta cinta “menginap dirumah embah”
Umi
Hampir dua bulan kami ditinggalkan oleh eyang putri (meninggal)  sehingga tidak ada yang menggantikan posisi almarhumah untuk mengerjakan pekerjaan domestik. Kami bersama-sama berbagi tugas mengejakan semua pekerjaan domestik tersebut.
Semua pekerjaan domestik terselesaikan dengan baik.
11.
Syaina menyiapkan sarapan sendiri
Syaina
Suatu pagi sayaina minta sarapan dengan sosis. Sehingga kami jadikan proyek dan tantangan bagi syaina. Ini kali pertama syaina menyiapka sosis sampai menggoreng sosis.
Sosis berhasil digoreng


















#ODOPfor99days

Senin, 08 Mei 2017

Syaina menyiapkan sarapan sendiri

Proyek ke-11




Gagasan:
Tidak lama setelah bangun pagi,syaina minta sarapan.Syaina memilih sendiri lauk yang ingin ananda makan.Jatuh pilihannya pada sosis goreng.





Pimpro:Syaina
Umi sebagai fasilitator dan tim hore




Waktu pelaksanan:
Kamis,6 April 2017




Biaya:Biaya beli sosis 3biji 3000 rupiah.




Pelaksanaan:
  1. Syaina membeli sosis diwarung belakang rumah
  2. Syaina mengupas plastik yang membungkus sosis.Sedikit dibantu uminya.
  3. Memotong-motong sosis menjadi bagian yang lebih kecil
  4. Umi memanaskan minyak goreng.Setelah minyak goreng panas,syaina memasukkan satu per satu potongan sosis ke dalam wajan.Pada tahap ini syaina belajar konsep sebab akibat.Hati-hati saat menggoreng,karena wajan dan minyak yang panas bisa mengenai kulit dan sakit.
  5. Umi membantu mengaduk-aduk sampai sosis matang.
  6. Sosis siap diangkat dan disajikan.
  7. Sarapan yuk….Makan sendiri donk.




Pada proyek kali ini,ada peningkatan kemandirian oleh syaina.Syaina sudah bisa menyiapkan sarapan sendiri.Intellectual curiosity meningkat melalui proses memasak sosis mentah sampai siap makan.







#ODOPfor99days

Minggu, 07 Mei 2017

ANAK ADALAH BENIH KEHIDUPAN

Banyak orang tua mengeluhkan anak tidak mau mengikuti perintah atau malah melakukan hal yang dilarang. Pada prinsipnya, anak bukanlah kertas kosong yang akan pasif menerima semua perintah atau perlakukan dari lingkungan sekitar.Sebaliknya anak memiliki gambar dan warna sendiri yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Maka pendidikan seharusnya tidak menyamaratakan anak, tetapi memahami keistimewaan anak dan mengembangkannya.

🐥 *Motivasi Eksternal & Motivasi Internal* 🐣

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Pink memberikan hasil bahwa dorongan dari luar berupa ganjaran dan hukuman pada anak, tidak efektif dalam mendidik anak. Apabila seorang anak diberikan iming-iming saat berhasil dengan satu tantangan, anak memang bisa lebih cepat bertindak, namun dampaknya cepat menghilang dan menimbulkan ketergantungan. Motivasi Internal berarti menumbuhkan kesadaran pada diri anak, menghargai anak sebagai benih kehidupan. Hasilnya tidak terlihat langsung, karena lebih lambat dalam membentuk perilaku. Namun motivasi internal ini memberikan dampak yang lebih lama, membangun kemandirian anak dan bisa membantu anak dalam menyelesaikan tugas yang kompleks dan butuh kreativitas.

Anak lahir dengan kecerdasan tertentu yang butuh ditumbuhkembangkan secara optimal. Keberagaman potensi anak perlu dipahami oleh orang tua dan kemudian mendidik anak sesuai dengan potensinya tersebut. Pendidikan yang menumbuhkan meyakini bahwa anak adalah benih kehidupan. Benih yang mempunyai karakteristik tertentu, bukan kertas kosong, anak akan bergerak sendiri, mencari tahu, mengenali, memuaskan rasa ingin tahunya.

Ibarat benih, anak lahir dengan kekuatan menggerakkan akar-akar ke dalam tanah untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Anak akan terus menerus bergerak hingga menemukan jawaban yang memuaskan rasa ingin tahunya.  Anak dengan komposisi kecerdasan visual akan tertarik pada hal-hal yang memuaskan kebutuhan visualnya. Demikian juga anak dengan komposisi kecerdasan lainnya. Komposisi kecerdasan ini akan mengambil peran pada gaya belajar anak.

Apakah seseorang hanya mempunyai kecenderungan salah satu gaya belajar? Belum tentu, bisa saja ia memiliki modalitas belajar perpaduan dari ketiga ciri tersebut. Tugas kita para pendidik (orangtua/guru) adalah memberikan stimulasi dengan ketiga ciri gaya belajar dimaksud.

*Yang penting anak pernah merasakan semua gaya belajar. Secara fitrah dirinya akan belajar mengikuti "suara hati kecil" akan menggunakan gaya yang mana, atau mengkombinasikan banyak gaya bergantung badai yg dihadapi .Ikuti suara hati kecil itu biarkan dia yang bersujud membisikkan ke seluruh bumi dan diamini oleh seluruh penghuni langit. ( _Septi Peni Wulandani_)*. 🌏🌏

Sehingga ilmu itu jadi berkah.

Sumber:
Anak Bukan Kertas Kosong, 2015, Bukik Setiawan, Panda Media

Diskusi ringan di kelas Bunda Sayang Koordinator IIP bersama Ibu Septi Peni Wulandani, Founder Institut Ibu Profesional


Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional/ *ANAK ADALAH BENIH KEHIDUPAN*  🌱

Banyak orang tua mengeluhkan anak tidak mau mengikuti perintah atau malah melakukan hal yang dilarang. Pada prinsipnya, anak bukanlah kertas kosong yang akan pasif menerima semua perintah atau perlakukan dari lingkungan sekitar.Sebaliknya anak memiliki gambar dan warna sendiri yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Maka pendidikan seharusnya tidak menyamaratakan anak, tetapi memahami keistimewaan anak dan mengembangkannya.

🐥 *Motivasi Eksternal & Motivasi Internal* 🐣

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Pink memberikan hasil bahwa dorongan dari luar berupa ganjaran dan hukuman pada anak, tidak efektif dalam mendidik anak. Apabila seorang anak diberikan iming-iming saat berhasil dengan satu tantangan, anak memang bisa lebih cepat bertindak, namun dampaknya cepat menghilang dan menimbulkan ketergantungan. Motivasi Internal berarti menumbuhkan kesadaran pada diri anak, menghargai anak sebagai benih kehidupan. Hasilnya tidak terlihat langsung, karena lebih lambat dalam membentuk perilaku. Namun motivasi internal ini memberikan dampak yang lebih lama, membangun kemandirian anak dan bisa membantu anak dalam menyelesaikan tugas yang kompleks dan butuh kreativitas.

Anak lahir dengan kecerdasan tertentu yang butuh ditumbuhkembangkan secara optimal. Keberagaman potensi anak perlu dipahami oleh orang tua dan kemudian mendidik anak sesuai dengan potensinya tersebut. Pendidikan yang menumbuhkan meyakini bahwa anak adalah benih kehidupan. Benih yang mempunyai karakteristik tertentu, bukan kertas kosong, anak akan bergerak sendiri, mencari tahu, mengenali, memuaskan rasa ingin tahunya.

Ibarat benih, anak lahir dengan kekuatan menggerakkan akar-akar ke dalam tanah untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Anak akan terus menerus bergerak hingga menemukan jawaban yang memuaskan rasa ingin tahunya.  Anak dengan komposisi kecerdasan visual akan tertarik pada hal-hal yang memuaskan kebutuhan visualnya. Demikian juga anak dengan komposisi kecerdasan lainnya. Komposisi kecerdasan ini akan mengambil peran pada gaya belajar anak.

Apakah seseorang hanya mempunyai kecenderungan salah satu gaya belajar? Belum tentu, bisa saja ia memiliki modalitas belajar perpaduan dari ketiga ciri tersebut. Tugas kita para pendidik (orangtua/guru) adalah memberikan stimulasi dengan ketiga ciri gaya belajar dimaksud.

*Yang penting anak pernah merasakan semua gaya belajar. Secara fitrah dirinya akan belajar mengikuti "suara hati kecil" akan menggunakan gaya yang mana, atau mengkombinasikan banyak gaya bergantung badai yg dihadapi .Ikuti suara hati kecil itu biarkan dia yang bersujud membisikkan ke seluruh bumi dan diamini oleh seluruh penghuni langit. ( _Septi Peni Wulandani_)*. 🌏🌏

Sehingga ilmu itu jadi berkah.

Sumber:
Anak Bukan Kertas Kosong, 2015, Bukik Setiawan, Panda Media

Diskusi ringan di kelas Bunda Sayang Koordinator IIP bersama Ibu Septi Peni Wulandani, Founder Institut Ibu Profesional


Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional/

Sensory Integration Bekal Melatih pilihan Gaya Belajar Anak Secara Optimal


Apakah Bunda sudah mulai mengamati ananda, seperti apakah kecenderungan pilihan cara belajar yang mungkin nampak dominan pada ananda? Apakah Bunda melihat kadang ketika mempelajari satu bidang anak cenderung suka dengan cara mendengar, namun untuk bidang pelajaran yang lain anak kita lebih dapat memahami dengan cara membaca misalnya. Lalu apakah visual, auditory dan kinestetik sebuah karakter? Atau sebetulnya itu adalah sebuah modalitas belajar?

Lalu kemudian jika itu merupakan modalitas belajar, bagaimanakah cara bekerjanya?

Dalam kajian NLP ( _Neuro-Linguistic Programming_) gambar, suara, rasa aroma dan sensasi yang ada dalam pikiran kita disebut sebagai representasi internal atau dalam bahasa psikologi lazim disebut sebagai *persepsi*. Representasi internal inilah yang mempengaruhi state (sikap) dan ujung-ujungnya mempengaruhi perilaku anak. Representasi internal terbentuk melalui sistem representasi. Sistem representasi (biasa disingkat dengan rep system) ini adalah ibarat pintu masuk dari persepsi. Berupa apakah rep system tersebut? Betul, rep system tak lain adalah VAKOG itu sendiri yaitu visual, auditorial, kinestetik, olfaktory (Indra penciuman) dan gustatory (indra pengecapan).

Bagaimanakah rep system bekerja? Rep system bekerja dengan cara menerima informasi dan mengaktifkan memori yang kita miliki untuk kemudian digunakan sebagai referensi dalam menghasilkan perilaku tertentu.

Nah, Rep system inilah yang dinamakan dengan learning modality atau modalitas belajar. Maka dengan rep system yang terstimulasi dengan optimal maka akan menentukan kualitas yang dihasilkan dalam pemrosesan informasi oleh rep system ini. Contohnya, jika kita stimulasi anak secara optimal untuk mempelajari satu buah jeruk, seperti apa jeruk itu?? Maka learning modality nya kita optimalkan penuh secara full sensori.

Informasi-->masuk melalui rep system (VAKOG)= learning modalities

Setiap individu memiliki perpaduan _learning modalities_(gaya belajar) yang beragam. Beberapa mendapati mereka lebih dominan di satu gaya dan tidak menggunakan banyak gaya lain dalam belajar. Bagi sebagian orang caranya saat itu sangat efektif untuk mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Namun pada beberapa orang yang lain mungkin juga akan merubah gaya belajarnya ketika mereka mengalami perbedaan kondisi yang dihadapi atau jenis pelajaran yang diterima. Tidak ada paduan yang tetap, atau gaya belajar yang fix pada setiap orang.

Bisa saja kita mengembangakan gaya belajar yang semula jarang kita pakai, namun pada konteks lain menjadi sangat efektif dipakai.

Kemudian oleh karena sensory VAKOG merupakan pintu masuk informasi, maka VAKOG itu sebaiknya di stimulasi, agar terintegrasi, nah yuk kita pelajari apa sih sebetulnya sensory integrasi ini?

Sebab bisa jadi bekal seorang anak bisa mendapatkan learning style nya  ada proses yang bisa kita awali dari proses stimulasi atas sensory integrasi ini. Menariknya dalam sensory integrasi, ditambahkan dua macam sensori lagi, apa sajakah? Mari kita simak tulisan saudari Riezqa Ratna berikut:

Istilah sensory integration (SI) pertama kali dicetuskan oleh DR. Anna Jean Ayres (1920-1989). Beliau seorang psikolog pendidikan, neuropsychologist dan terapis okupasi. Ayres mengemukakan adanya hubungan antara perilaku seseorang dengan perkembangan fungsi otak.

Teori Sensory Integration menjelaskan bagaimana cara otak menerima dan memproses stimulus atau input sensorik dari lingkungan di sekitar kita dan dari dalam tubuh kita sendiri. Apabila seorang anak dapat memproses input sensorik dengan baik, maka ia akan berperilaku secara adaptif. Akan tetapi bila seorang anak tidak dapat memproses input sensorik dengan baik, maka perilaku yang muncul seperti mereka mengalami kesulitan untuk mengolah input sensorik yang masuk, misalnya bila dipanggil namanya mereka tidak merespon, diajak bicara, tidak menanggapi (Ayres, 1979). Anak akan berespon secara berlebihan pada suatu input yang sebenarnya tidak membahayakan atau anak mengabaikan input yang masuk (perilaku maladaptive). Menurut Bundy, Lane dan Murray (2002), Sensory Integration adalah teori hubungan antara otak dan perilaku. Ayres (1972) mendefinisikan Sensory Integration sebagai:

“The neurological process that organized sensation from one’s own body and from environmental and make it possible to use the body effectively within the environment”. (Proses neurologis individu dalam mengorganisasikan sensasi dari dalam diri dan dari lingkungan sekitar dan dapat digunakan secara efektif dalam lingkungannya).

Setiap detik, menit dan jam tak terhitung berapa banyak informasi sensori yang masuk kedalam tubuh manusia seperti aliran air sungai yang tak hentinya. Tidak hanya dari telinga dan mata, tapi dari seluruh bagian tubuh. Sang anak harus mampu untuk mengatur seluruh sensori tersebut jika seseorang ingin bergerak, belajar dan berperilaku. Sensori tersebut memberikan informasi tentang kondisi fisik tubuh dan lingkungan disekitar.

Adapun ketidakberfungsian integrasi sensoris atau sensory integration dysfunction itu sendiri adalah ketidakmampuan untuk memproses informasi yang diterima melalui indra. Ketidakberfungsian terjadi di dalam sistem saraf pusat yang terdapat dalam kepala yang disebut dengan otak. Ketika masalah teknis terjadi, otak tidak mampu untuk melakukan analisis, pengorganisasian, dan tidak mampu melakukan hubungan atau integrasi pesan-pesan sensoris. Akibat ketidakberfungsian integrasi sensoris, seorang anak tidak dapat melakukan respon atau menanggapi informasi sensoris untuk dijadikan sesuatu yang bermakna secara konsisten. Anak tersebut memperoleh kesulitan dalam menggunakan informasi sensoris untuk dibuat rencana atau diorganisasi dengan apa yang semestinya ia lakukan (konsentrasi belajar terganggu). Jadi, ia tidak belajar secara mudah.

Melalui panca indra yang tersedia, manusia memperoleh informasi tentang kondisi fisik dan lingkungan yang berada di sekitarnya (Ayres, 1979). Informasi sensorik (Sensory information) tersebut berasal dari:

1. Mata (Visual)

Mata (Visual) disebut juga indera penglihatan. Terletak pada retina. Fungsinya menyampaikan semua informasi visual tentang benda dan manusia.

2. Telinga (Auditory)

Telinga (Auditory) disebut juga indera pendengaran, terletak di telinga bagian dalam. Fungsinya meneruskan informasi suara. Ayres (1972) menyebutkan adanya hubungan antara sistem auditory ini dengan perkembangan bahasa. Apabila sistem auditory mengalami gangguan, maka perkembangan bahasanya juga akan terganggu.

3. Hidung (Olfactory)

Hidung (Olfactory) disebut juga indera pembau, terletak pada selaput lendir hidung, fungsinya meneruskan informasi mengenai bau-bauan (bunga, parfum, bau makanan).

4. Lidah (Gustatory)

Lidah (Gustatory) disebut juga indera perasa, terletak pada lidah, fungsinya meneruskan informasi tentang rasa (manis, asam, pahit,dan lain-lain) dan tektur di mulut (kasar, halus, dan lain-lain).

5. Kulit (Tactile)

Kulit (Tactile) adalah indera peraba. Terletak pada kulit dan sebagian dari selaput lendir. Bayi yang baru lahir, menerima informasi untuk pertama kalinya melalui indera peraba ini. Trott, Laurel dan Windeck (1993), menjelaskan bahwa:

“Processing tactile information effectively allow us to feel save, which in turn allows us to bond with those who love us and to develop socially and emotionally.”

Sistem taktil ini mempunyai dua sifat, yaitu diskriminatif dan protektif. Diskriminatif adalah kemampuan membedakan rasa (kasar, halus, dingin, panas), sedangkan sifat protektif adalah kemampuan untuk menghindar atau menjaga dari input sensorik yang berbahaya. Dari sifat kedua ini, akan menimbulkan respon flight, fright dan fight (Trott, Laurel dan Windeck, 1993).

6. Otot dan persendian (Proprioceptive)

Ayres (1979) menyebutkan bahwa proprioseptif merupakan sensasi yang berasal dari dalam tubuh manusia, yaitu terdapat pada sendi, otot, ligamen dan reseptor yang berhubungan dengan tulang. Ayres (1979) menyebutkan bahwa sistem vestibular dan proprioseptif merupakan dua sistem yang spesial dan Ayres menyebutnya sebagai “The Hidden Sense”. Input proprioseptif ini menyampaikan informasi ke otak tentang kapan dan bagaimana otot berkontraksi (contracting) atau meregang (stretching), serta bagaimana sendi dibengkokkan (bending), diperpanjang (extending), ditaril (beingpull) atau ditekan (compressed). Melalui informasi ini, individu dapat mengetahui dan mengenal bagian tubuhnya dan bagaimana bagian tubuh tersebut bergerak (dalam Ayres, 1972).

7. Keseimbangan / balance (Vestibular)

Ayres (1979) menyebut sistem vestibular ini sebagai “business center”, karena semua sistem sensorik berkaitan dengan sistem ini. Sistem vestibular ini terletak pada labyrinth di dalam telinga bagian tengah. Fungsinya meneruskan informasi mengenai gerakan dan gravitasi. Sistem ini sangat mempengaruhi gerakan kepala dalam hubungannya dengan gravitasi dan gerakan cepat atau lambat (Accelerated or decelerated movement), gerakan bola mata (okulomotor), tingkat kewaspadaan ( level of arousal ) dan emosi.

Proses sensori integrasi terjadi secara bertahap, kegagalan di satu tahap akan berpengaruh pada tahap berikutnya. Anak yang optimal dalam proses sensori integrasi akan memiliki kemampuan komunikasi, kemampuan mengatur, harga diri, kepercayaan diri, kemampuan akademik, kemampuan berfikir abstrak dan penalaran, serta spesialisasi setiap sisi tubuh dan otak. Hasil akhir proses sensrori integrasi tersebut baru tercapai saat anak mulai usia sekolah dasar (SD).

 Level-Level Sensory Integration

Ada empat level dalam proses sensori integrasi. Level pertama berlangsung di usia 0-1 tahun, level kedua 1-2 tahun, level ketiga 3-7 tahun, dan level keempat tercapai saat anak masuk SD.

1. Level Pertama (0 – 1 tahun)

Anak picky eater (pemilih dalam makan)? sulit menangkap bola? Takut bermain ayunan atau perosotan Proses Sensori integrasi level pertama terjadi saat anak berusia 0-1 tahun. Tiga hal penting yang terbentuk adalah taktil, integrasi vestibular dan proprioreseptif, dan gravitational security.

Tactile memberikan rasa aman dan nyaman terhadap apa yang anak menyentuh dan ketika disentuh, ini bahkan berpengaruh pada kenyamanannya bersosialisasi kelak. Awal dari tactile adalah kelekatan ibu dan anak. Menyusui dan menggendong anak adalah stimulasi yang baik bagi si kecil. Dengan menyusui, bayi akan menerima informasi suhu tubuh dan tekstur kulit ibu serta tekanan yang ia rasakan. Ini menjelaskan kenapa bayi hanya benar-benar bisa tenang saat ia berada di dekat ibunya, karena suhu, tekstur, dan tekanan ibulah yang familiar dengannya. Anak yang picky eater biasanya punya masalah pada saat menghisap, dan ini akan terdeteksi ketika anak menyusu. Bila hisapannya lemah, otot kunyahnya juga tidak bekerja baik sehingga kesulitan memakan makanan yang dengan tekstur tertentu.

Gravitational security juga terbentuk di level pertama. Pernah dengar larangan menggendong dan mengayun-ayun bayi? Sebaiknya anda abaikan karena apabila bayi digendong dan diayun maka itu berarti ia mendapat informasi yang lebih banyak tentang arah dan merasakan gravitasi, dan karena ia merasa tetap nyaman dalam gendongan, iapun merasa aman dengan gaya gravitasi. Tak heran kalau nanti di usia 3-4 tahun ia akan dengan yakin melompat, berayun, dan meluncur. Stimulasi yang ia terima jauh lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang lebih banyak didiamkan saja di ranjang atau stroller. Salah satu integrasi vestibular dan proprioreseptif yang penting di level ini adalah kontrol gerakan mata. Mainan yang digantung di atas ranjang bayi bisa berpengaruh pada perkembangan vestibular si kecil. Hindari mainan yang berputar, pilih mainan yang bergerak kanan-kiri atau depan belakang karena gerakan ini yang ia butuhkan untuk menstimulasi system vestibularnya, gerak otot matapun akan terlatih dengan baik dan inilah pondasi untuknya saat belajar menbaca kelak. Yang dibutuhkan adalah sesuatu yang bergerak sederhana, kanan-kiri, depan-belakang, atas bawah. Gerakan berputar, apalagi layar televisi yang bergerak sangat cepat terlalu kompleks dan malah membuat gerak otot matanya tidak berkembang dengan baik.

2. Level Kedua (1-2 Tahun)

Anak pendiam? Hiperaktif? Enggan mencoba hal baru? Tidak tertarik dengan mainan atau permainan yang baru?  Anak usia 1-2 tahun mulai tertarik pada benda-benda di luar dirinya. Dia mulai suka mencopot , memasang, membuka, menutup, mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya saja saat ia melihat botol berisi air, dia mungkin akan mencoba membukanya dengan memukul-mukul, membanting, menggigit, dan seterusnya. Fungsi taktil, vestibular, dan proprioreseptif sebagai dasar kestabilan emosi berkembang pada level ini. Sangat penting untuk membiarkannya mencoba banyak hal sehingga pengalamannya semakin banyak. Bila anak banyak dibatasi, dua perilaku akan mungkin terbentuk saat ia tumbuh : Pendiam atau hiperaktif.

Mungkin dia akan tampak seperti pendiam, menarik diri, saat berhadapan dengan lingkungan yang baru. Perilaku ini muncul karena sedikitnya pengalaman membuat ia tak yakin dengan apa yang harus dilakukan. Iapun menarik diri, seolah-olah ia adalah anak yang pendiam. Sebaliknya, bisa juga ia menjadi hiperaktif karena haus akan pengalaman. Ia tak bisa menahan dirinya untuk beralih dari satu permainan ke permainan yang lain. Tubuh kita memang secara alamiah mencari kebutuhannya yang tak terpenuhi. Persepsi tubuh anak juga terbentuk di tahap ini. Berdasarkan pengalaman-pengalamannya, anak akan membentuk peta bagian tubuh di otak. “Data mentah”-nya adalah pengalaman sensasi dari kulit, otot, sendi, gravitasi, dan reseptor gerak. Pemetaan yang baik akan menentukan keberhasilan anak dalam melakukan motor planning, yang berguna dalam kemampuan beradaptasi dengan hal yang tidak dikenal dan belajar melakukannya secara otomatis. Apakah anak tampak tak tertarik saat dibelikan mainan baru? Enggan mencoba atau menunggu dulu dicontohkan oleh orangtuanya? Apakah anak selalu harus diberi petunjuk ketika memasuki lingkungan yang baru? Tidak berani berinisiatif?

3. Level Ketiga (2-5 tahun)

Level ini dijalani saat anak mulai berinteraksi dengan lingkungannya. Proses yang terjadi adalah masa perkembangan bicara dan bahasa, pembentukan persepsi visual, penguasaan tingkat persepsi yang lebih tinggi, merasakan benda melalui menyentuh, memegang, dan menggerakkannya, serta masa berkembangnya koordinasi mata-tangan. Hal penting yang harus diperhatikan dalam perkembangan bicara dan bahasa adalah, kemampuan bicara dan berbahasa tidak terjadi begitu saja. Sebelum mengerti kata, anak harus mampu memperhatikan orang yang berbicara. Sistem vestibular yang berkembang dengan baik di level sebelumnya membantu anak untuk memproses apa yang ia dengar dan lihat dengan tepat. Banyaknya pengalaman di level sebelumnya akan menjadi bank data dalam membentuk persepsi visual. Anak di usia ini sudah mengenali apa yang ia lihat, apa yang harus dia lakukan dengan objek yang ia lihat, dan apabila melihat benda yang baru, berdasarkan pengalamannya ia akan percaya diri akan apa yang bias dilakukan terhadapnya. Sebagai perkembangan selanjutnya, ia mulai menguasai tingkat persepsi yang lebih tinggi. Tak hanya melihat benda, ia juga melihat hubungannya terhadap benda lain dan latar. Contohnya : ia melihat bola, lapangan, dan gawang…ia pun berlari mengarahkan bola untuk dimasukkan ke gawang. Kali lain ia melihat bola yang sama, tapi tidak ada gawang, yang ada botol botol berjajar, ia tidak akan menendangnya tapi menggelindingkan bole ke arah botol. Untuk belajar, anak usia ini harus merasakan langsung. Misalnya, untuk mengenal berat sebuah benda, ia akan menyentuh, memegang, dan menggerakkannya. Semakin banyak informasi yang masuk melalui indera akan menambah bank data pengalaman di otaknya sehingga membuatnya semakin percaya diri saat bertemu dengan benda-benda yang baru. Apabila anak terlalu banyak berinteraksi dengan gadget berlayar (HP, tablet, laptop), kesempatannya untuk mendapat banyak informasi melalui indera akan sangat sedikit. Ia hanya menonton orang yang menari, tapi tidak merasakan tubuhnya yang bergerak, perubahan gerak udara, perubahan tekanan pada otot. Tidak ada data yang masuk ke otak, tidak ada yang diintegrasikan sehingga pengalaman mereka sangat sedikit. Keasyikan menonton juga mengurangi pengalaman sosialisasi dan berbahasa.

Level ini juga merupakan masa penting bagi koordinasi mata dan tangan. Di usia yang muda, tangan dan jari akan berusaha meraih atau mencoba melakukan hal yang dilihat oleh mata. Semakin berkembangnya koordinasi mata dan tangan akan membuatnya siap untuk kegiatan yang lebih kompleks seperti merakit dan menulis.

4. Level Keempat (5-7 tahun)

Level ini tercapai saat anak masuk SD. Ia akan lebih spesifik dalam menggunakan satu sisi tubuh, lebih jelas bagian tubuh sebelah mana yang dominan ia gunakan. Akhirnya, setelah proses sensori integrasi yang panjang dari pengalaman yang banyak, harga diri anak, kontrol diri dan kepercayaan diri akan terbentuk. Ia akan bersikap tenang dan siaga saat mengikuti pelajaran di sekolah. Insyaallah tak ada lagi cerita anak yang butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugas karena mencari barang-barang seperti pensil dan penghapus, memberi alasan alih-alih menyelesaikan tugas, ataupun masalah-masalah seperti konsentrasi dan kekuatan saat menulis.

Bagaimanapun, anak usia 0-7 tahun kondisinya belumlah stabil, mereka butuh pengalaman sebanyak-banyaknya sehingga mereka puas bereksplorasi. Kelak saat waktunya mereka tenang dan siaga mereka telah siap, tak lagi menghindar atau mencari-cari . Merekapun akan mudah beradaptasi dengan aneka keadaan.

Daftar Pustaka:

NLP The Art of Enjoying Life, Teddi Prasetya Yuliawan, Jakarta: 2014

https://riezkaratna73.wordpress.com/2015/03/09/gangguan-belajar-sensory-integration-dan-dispraxia/, diakses 17 April 2017