Keluarga memiliki arti tersendiri bagiku.Keluarga adalah anugerah dari-Nya,harta yang paling berharga dan tak ternilai harganya.Keluarga adalah semangat dan motivasi hidup.Keluarga adalah ladang ibadahku sebagai seorang anak,istri dan ibu.Keluarga memberikan warna dalam hidup.
Pengabdian untuk keluarga adalah prioritas utama dalam hidup.Sebagai anak,pengabdian kepada orang tua sangatlah penting.Orang tua yang selalu memberi tanpa pamrih.Mengais rezeki setiap hari demi kemajuan anaknya.Tidak ada kata mundur bagi mereka.Inilah yang menjadi pemacu semangatku dalam hidup untuk terus melangkah.Mengejar cita-cita agar tidak bergantung kepada mereka secara materi.Perjuanganku tidaklah sebanding dengan pengorbanan orang tua.Berusaha keras untuk membahagiakan mereka.Tidak ingin melihat orang tua kecewa setelah begitu banyak pengorbanan yang mereka lakukan demiku.Satu impianku yang belum terwujud yaitu membawa mereka ke tanah suci bersama.Tanpa mereka,aku bukanlah siapa-siapa.Ucapan syukur selalu dipanjatkan kepada-Nya.
Kini aku tak sendiri.Aku yang sekarang sudah berkeluarga tetap harus berbakti pada kedua orang tuaku.Dengan tetap mengutamakan ketaatanku kepada suami.Aku dan keluarga kecilku tetap tinggal dilingkungan yang sama dengan orang tuaku.Tujuannya adalah agar mereka merasa dekat dengan anaknya,tetap bisa melihat langsung perkembangan dan kemajuan anak dan cucunya,agar aku bisa mengabdikan diri dan berbakti kepada mereka dihari tua kelak.
Terlahir sebagai anak tunggal menjadi sebuah tantangan tersendiri. Tantangannya adalah aku harus bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain termasuk kepada orang tua dan suami.Kemandirian secara finansial menjadi keharusan bagiku tetapi bukanlah yang utama,agar ketika aku ditinggalkan orang tua dan suami,kelak aku masih mampu meneruskan estafet dalam hal finansial bagi anak-anakku.
Menjadi keputusanku untuk tetap bekerja diranah publik sebagai profesional dibidang kesehatan.Prinsip yang tidak boleh dilanggar adalah bekerja dijalan Allah dan terus meminta ridha-Nya dan harus dengan izin suami.Ridho suami adalah Ridho Allah.Mengutamakan keluarga diatas kepentingan pekerjaan.Kewajiban seorang istri untuk melayani suami,mendidik anak dan mengurus rumah tangga tidak boleh ditinggalkan dan dititipkan kepada orang lain. Memilih jalur bisnis adalah keputusan dan kesepakatan kami.Atas izin Allah,kami ditunjukkan untuk memilih jalan ini.Tempat usaha yang menjadi satu dengan rumah tinggal. Jarak tempat usaha dan rumah yang berdekatan menjadikan kami tetap bisa fokus dalam mendidik anak.Kami yakin bahwa ketika kami bersungguh-sungguh menjaga amanah-Nya dalam mendidik anak dan mengelola keluarga,maka kami tidak perlu khawatir akan materi dan rezeki dari Allah.Rezeki itu pasti dan kemuliaanlah yang kami cari (septi peni wulandani).Bersama-sama dan bahu membahu, kami merintis usaha bersama dari nol.Dengan tekad yang bulat, dana terbatas dan pinjaman tanah dan bangunan dari orang tua,kami jadikan modal utama.Semangat dan tekad kuat untuk hidup mandiri,maju dan sampai pada peran peradaban kami agar bisa bermanfaat bagi orang lain.Menyusun setahap demi setahap kepingan puzzle kehidupan.Sampai akhirnya kami sampai pada tahap mandiri finansial dan berproses untuk terus memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain.Ucapan syukur terus kami panjatkan kepada-Nya.
Lewat keluarga kecilku,ada makna dan misi hidup.Pertanyaan yang selalu muncul dan berproses menemukan jawaban adalah
Mengapa saya dihadirkan dalam hidup?
Apa misi spesifik hidupku?
Mengapa saya berada dilingkungan tempat saya tingal?
Peran apa yang harus aku ambil?
Apa misi spesifik keluargaku?
Untuk apa kami dihadirkan dalam lingkungan tempat kami tinggal?
Perjalanan hidup berkeluarga yang penuh liku dan tidak semudah yang kami bayangkan.Ketika dulu,saya memaknai keluarga sebagai ambisi untuk mengais rezeki demi kebahagiaan hidup.Banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja diranah publik.Fokus pada pekerjaan dan menerapkan standar tinggi dalam bekerja.Materi menjadi target utama.Banyak meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu.Suami dan anak bukan menjadi prioritas utama.Pekerjaan terasa tidak pernah habis.Jauh dari rasa syukur atas nikmat-Nya.Jauh dari ridho-Nya.Kebahagiaan yang dirasakan hanyalah kebahagiaan materi.
Lewat kehendak-Nya,aku dituntun untuk kembali kepada keluarga kecilku.Diubah pola berpikirku tentang keluarga.Bahwa keluarga yang harus menjadi prioritas pertama dan utama.Menurunkan standar tinggi dalam bekerja diranah publik dan fokus pada keluarga.Menjalankan peran sesungguhnya sebagai seorang istri dan ibu.Menjalani hari demi hari bersama keluarga dengan lebih bermakna.Tidak hanya sekedar mengalir begitu saja.
Berproses untuk terus menjadi istri dan ibu kebanggaan keluarga.Bahwa bekerja menjadi ibu diranah domestik memerlukakn totalitas dan keseriusan bukan setengah-setengah,karena tidak mudah untuk menjalankan peran tersebut.Memerlukan ilmu dan dedikasi tinggi.Belajar sepanjang hidup sebagai ibu,karena seorang ibu harus berpendidikan tinggi.Artinya harus terus memantaskan diri dan memperbaiki diri.
Mendidik anak dengan sepenuh hati.Sebagai istri yang harus bersinergi bersama suami dalam mendidik anak.Anak adalah anugrah dan amanah langsung dari-Nya.Kelak kami sebagai orang tua akan diminta pertangungjawaban oleh-Nya.Berempati,terlibat,melihat dan mendengar pada setiap aktivitas anak.Menemukan solusi bersama anak dalam setiap masalah.Mengamati tumbuh kembang anak dan mencatat setiap perkembangannya.Membuat proyek keluarga untuk setiap kegiatan yang kami rencanakan.Melibaktan seluruh anggota keluarga sebagai kesatuan tim.Membuat forum keluarga untuk berdiskusi terkait tantangan-tantangan dalam proyek keluarga,membuat misi dan visi keluarga.Inilah kebahagiaan sesungguhnya yang saya dapatkan.Kebahagiaan yang tidak pernah habis dan tidak akan pernah terbayar lunas oleh apapun.
"Allah sudah menjamin rejeki kita, maka melalikan ketaatan padaNya, mengorbankan amanahNya, demi mengejar sesuatu yang sudah dijaminNya adalah sebuah kekeliruan besar" (Septi peni wulandani).
Biodata penulis:
Linda kurniawati.Lahir di Banyumas,8 Juli 1988.Wanita berusia 29 tahun berstatus telah menikah dan memiliki seorang putri bernama naura syainala maritza.Moto hidup "Do the best".Keinginan menulis yang kuat untuk merekam jejak kehidupan keluarga dan liku perjalanan berkeluarga dalam mendidik anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar