Kamis, 26 September 2019

Chocolate Caracter Cooking Class and Hydroponic gardening

Menjadi perjalanan untuk memperkaya wawasan syaina. Sabtu,  19 September 2019 kpk berkunjung tour de talent ke rumah tante dara dipurwokerto. Kami ingin memperkaya wawasan tentang berkebun sistem hydroponic dan membuat coklat karakter. Tante dara memang sedang menekuni kedua bidang tersebut.


Sebelum berkunjung sebagai tamu, umi kembali mengingatkan adab bertamu sebelum belajar. Syaina inget beberapa dan sisanya diulang lagi sama umi. Karena penting adab sebelum ilmu. 

Sesampai dirumah tante dara. Langsung disambut baik oleh una putri kecil tante dara yang berusia 3,5 tahun (rasa seumuran sama syaina karena postur badannya sama besar). 

Step 1. Kami belajar hydroponic gardening lebih dulu. Berhubung masih pagi biar nggak item, hahahahaha....

Media hydroponic terbuat dari pipa paralon yang diramcang sedemikian rupa untuk menanam sayur/buah dimana lahan kita terbatas. Pipa paralon tersebut juga untuk suplay air dan pupuk. Pupuk yang dipakai tante dara masih menggunakan pupuk sintesis, tetapi bisa juga pakai POC (pupuk organik cair). Pemberian pupuk sintesis ini ada caranya dan dosisnya. Di ukur juga lho pakai alat apakah sudah sesuai dosis/kebutuhan yang diperlukan. Tanaman ini sehat lho, karena bebas dari semprotan pestisida kimiawi. 

Anak-anak observasi dulu, lanjut praktek menanam dimedia. Langkah-langkahnya adalah
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong media tanam bernama rockwool (berbentuk seperti spoon) secukupnya. 
3. Memotong-motong rockwool menjadi beberapa bagian sama besar. 
4. Membasahi rockwool dengan air agar lembab. 
5. Memilih bibit tanaman yang akan di tanam. 
6. Melubangi bagian tengah rockwool. Syaina memilih bibit bayam merah dan hijau untuk ditanam, sehingga perlu membuat lubang jauh lebih besar dibanding untuk menanam pakcoy yang dililih una. Karena satu lubang bisa dipakai untuk menanam lebih dari satu biji bibit bayam. Berbeda dengan pakcoy,  satu lubang, satu biji bibit. Sampai tahap ini, syaina masih bertahan dan telaten. 
7. Setelah lubang siap, syaina dan una mulai meletakan bibit tanaman ke dalam masing-masing lubang.
8. Bibit tanamanan siap untuk disimpan pada tempat yang gelap. Kenapa?  Tante dara menjelaskan proses pertumbuhan bibit menjadi kecambah dianalogikan seperti bayi  dalam rahim (bibit tanaman) yang perlu dilindungi dalam rahim ibu, belum mampu berinteraksi dengan dunia luar termasuk cahaya. Nah saat bibit mulai tumbuh berkecambah (kurang lebih 5 hari untuk bayam),  maka kecambah itu siap berinteraksi dengan dunia luar seperti sinar matahari. Ibarat bayi yang siap untuk dilahirkan. 
9. Yeyeyeye proses menanam bibit sudah selesai. 
10. Tiga hari setelah proses menanam bibit, tante dara mengirimkan foto tentang pertumbuhan bibit yang mulai berkecambah.Yes, kita berhasilπŸ‘πŸ˜. Makasih tante dara yang sudah berbagi ilmu ke kami.


11. Ketika akar tanaman kecambah mulai kuat dan banyak, itu tandanya siap dipindah ke pot di pipa hydroponic.


Setelah belajar menanam, kami diajak panen beberapa jenis sayur yang sudah siap panen. Anak-anak mengambil sayur bayam dan selada. Memisahkan sayuran tersebut dari pot tanam. Syaina akhirnya bisa panen sayur sehat dengan cara berbeda. 

Perjalanan belajar ini memberikan wawasan baru ke syaina, bahwa menanam itu tak selalu harus di sawah/kebun/tanam langsung didalam tanam seperti yang biasa syaina lihat disekitar rumah. Belajar tentang jenis-jenis sayur, bagaimana siklus menanam sayur mulai dari bibit sampai siap panen, betapa besar dan hebat kasih sayang allah yang menumbuhkan berbagai jenis sayur yang memberi banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita.

Step 2. Cooking class
Nggak sabar nih syaina pengen bikin coklat karakter.  Let's go! 
Langkah-langkah membuat coklat karakter dipandu oleh tante dara:
1. Memotong coklat putih sebagai bahan dasar untuk diberi warna. Anak-anak antusias memotong-motong coklat dari lembaran besar menjadi bagian-bagian kecil. Life skill memotong πŸ˜‰.
2. Lanjut melelehkan coklat putih yang sudah dipotong dengan cara dimasukkan ke panci stainless yang sudah di alasi dengan air panas (di panci yang berbeda, seperti metode penangas air).  Anak-anak belajar mengamati proses perubahan bentuk dari bahan padat menjadi cair dengan adanya bantuan katalisator panas. Belajar sains deh πŸ‘.
3. Lanjut memberi warna pada coklat putih yang sudah dilelehkan. Anak-anak bebas memilih warna sesuai keinginan mereka. Menguatkan ego. Syaina memilih warna pink dan ungu, sedangkan una memilih warna kuning dan biru. 
Ambil beberapa bagian coklat putih leleh,  letakkan pada plastik segitiga yang sudah ditaruh di gelas agar tidak tumpah dan memudahkan proses mengaduk warna. Ambil beberapa tetes pewarna makanan, secukupnya ya....Aduk dengan pengaduk sampai homogen. Sisihkan,  ulangi proses yang sama untuk warna yang berbeda. Anak-anak belajar fokus dan konsentrasi, koordinasi gerak motorik halus.
4. Melelehkan dark coklat. Prosesnya sama dengan langkah 1 dan 2. Setelah leleh masukkan dalam plastik segitiga
5. Coklat siap di cetak berbagai bentuk. 
6.  Anak-anak memilih bentuk cetakan sesuai keinginan. Syaina memilih karakter anak sholeh, bebek dan hello kitty. Una memilih gambar masjid dan nanas. 
Cetak-cetak sesuai selera. Anak-anak belajar berimajinasi melalui warna dan bentuk. Hanya anak-anak yang bisa berimajinasi membuat hello kitty yang berwarna pink putih menjadi hello kitty yang berkulit dark coklat. Hahahaha.... 
Ada yang konsisten dengan warna yang sama pada satu karakter, ada juga yang berimajinasi mencampur dua warna pada satu bentuk. Tak apa-apa, kalian keren, lanjutkan imajinasimu nak, amati perubahan warnanya. 
Kami orang dewasa hanya perlu menemani proses belajarnya, tak perlu banyak intervensi memberikan sudut pandang hanya dari kacamata kami. We proud of you 😘.
7. Setelah semua coklat dibentuk karakter. Saatnya memadatkan coklat dengan cara dimasukkan ke dalam kulkas. Anak-anak belajar perubahan bentuk. Dari leleh kembali menjadi padat. Agar pada coklat perlu diletakkan pada suhu dingin (kulkas 2-8 derajat).
8. Setelah kurang lebih 15 menit coklat sudah memadat dan diap dilepaskan dari cetakan. Saat yang paling ditunggu anak-anak. Sudah nggak sabar icip-icip coklat buatan sendiri πŸ˜†.
9. Coklat siap dimakan.Hemmm yummy enakkkkkk..... 


Terimakasih tante dara yang sudah memandu kami membuat coklat karakter. Terimakasih una sudah menemani proses belajar kami, una keren bisa memuliakan tamu. Hebat πŸ‘πŸ‘πŸ‘.
Semoga menjadi amal jariah ya.Aamiin....

Tiga hari kemudian syaina punya ide, coklatnya dijual keliling ke anak-anak sekitar. Mi coklatnya dijual ya, biar tabunganku jadi banyak biar cepet ke ka'bah. Masya allah,  ok deh.....
Sebelum jualan kita bersepakat tentang harga. Syaina belajar tentang nilai uang, mental berjualan, usaha yang harus dilakukan jika punya mimpi.

Mulai beraksi jualan. Bawa wadah berisi coklat dan dompet kosong untuk wadah uang. Muter keliling rumah,  ternyata nggak ada anak-anak, lagi pada pergi.
Ada cerita lucu saat syaina jualan:
Saat syaina lagi jual keliling, pas bareng sama tukang jajan keliling.
Eh syaina ditawari sama penjual jajannya:
Penjual: Kamu nggak mau beli jajan? 
Syaina: aku aja jualan coklat belum laku.

Lah pas ada rombongan anak-anak datang, pada nyerbu beli coklatnya ketimbang beli jajan ke penjual kelilingnya.

Eh si penjual bilang, lah jajane aku jadi nggak ada yang beli. 

Emaknya ngakakπŸ˜†.
Ternyata syaina happy, seneng jualannya habis dan dapet uang,  nggak malu juga. Okay good job nak 😘.

Hasil jualan coklat



#PortofolioSyaina
#5y2m

Rabu, 04 September 2019

FSP camp 1441H KPK bersama keluarga travelschooler

Ada beberapa tahapan langkah yang kami lakukan dari merencanakan mimpi sampai tahap berserah diri padaNYA. 


Tahap pertama adalah dream it. Setelah mengevaluasi dan dokumentasi perjalanan FSP 1440H pra satu muharam 1440H. Tiba saatnya kami membuat rencana/mimpi baru yang dituangkan dalam FSP tahun 1441H.

Tema FSP tahun lalu adalah go challenge. Kami menantang diri untuk terus berjalan, bertumbuh menjadi lebih baik lewat tantangan-tantangan baru. 
Perjalanan FSP 1440H memberikan kami banyak pelajaran berharga yang menambah rasa syukur kami tiada henti. Lewat challenge baru, kami ditantang untuk keluar dari zona nyaman yang membuat kami statis. Kami butuh dinamika yang lebih menantang demi perbaikan keluarga menuju misi hidup. 

Setelah di FSP 1440H dievaluasi, kami memutuskan untuk melanjutkan beberapa project yang belum "rampung" di tahun lalu. Perlu eksekusi lanjutan menuntaskan project yang belum selesai. Karena memang durasi waktu untuk beberapa project lebih panjang (lebih dari satu tahun). Tahun ini kami mengambil tema MORE CONSISTENT AND GO CHALLENGE PART #2. Makna more consistent adalah keberhasilan eksekusi ditahun lalu perlu diapresiasi dan perlu dipertahankan untuk terus konsisten agar bisa menjadi habit baik keluarga. Sedangkan makna go ca hallenge part #2 adalah kami perlu challenge baru terutama pada project pengembangan bisnis, karena dengan tantangan kami merasa terus bersemangat mencoba hal baru dengan harapan kami terus bergerak dan bertumbuh.












Tahap kedua adalah share it. Agenda tahunan komunitas travelschooler adalah sharing FSP masing-masing keluarga. Lokasi sharing FSP tahun ini adalah camp di kaki gunung merbabu, di cuntel salatiga. Belum berangkat sudah membayangkan kerinduan camp, keseruan, kebahagiaan dan mata ini akan dimanjakan oleh pemandangan pegunungan yang indah. 
Tahap share ini bertujuan agar semakin banyak doa yang dilempar ke langit, semakin banyak keluarga dan semesta yang mengaminkan mimpi-mimpi yang sudah kita tuliskan. Kebanyakan keluarga yang hadir adalah dari luar kota, sehingga doa musafir adalah salah doa yang dikabulkan. Aamiin..... πŸ™






Selain share FSP masing-masing keluarga, ada berbagai acara lain misalnya acara khusus anak-anak yang dipandu oleh keluarga beniq. Anak-anak belajar komponen penyusun bumi yaitu air, tanah dan udara. Udara adalah hal abstrak yang mungkin belum bisa dibayangkan oleh anak tentang bentuk fisiknya. Sehingga keluarga beniq membantu anak-anak memvisualisasikan seperti apa itu udara agar mereka mampu merasakan keberadaan udara yaitu dengan cara membuat kincir angin bersama. Yeyeye.... anak-anak antusias dan bahagia.  Mereka langsung mencoba kincir angin buatannya, mencari sumber angin agar kincir angin bisa berputar. 



Malam hari ada acara bbq dan api unggun. Horey, hawa dingin pegunungan digantikan oleh hangatnya api unggun. Anak-anak antusias menanti api unggun, melihat bentuk fisiknya dan makan marshmallow, sosis, baso tusuk bersama. Bahagianyaaaa...... 😍.


Ada juga belajar bersama dengan mbak ririn (seseorang pakar pendidikan anak yang sedang menempuh pendidikan PHD di australia). Temanya adalah tentang makna belajar. Beliau menyampaikan analogi belajar seperti proses anak yang sedang belajar berjalan dan seorang pelancar. Bahwa belajar tak hanya sebatas fokus pada hasil akhir, bahwa belajar adalah sebuah proses yang menggerakan seluruh tubuh (tak hanya anggota tubuh yang bergerak tetapi termasuk didalamnya adalah akal,  fikiran, hati, lingkungan dan sumber daya,dll). Bahwa belajar adalah proses yang tak terprediksi dan tak terkontrol. Proses/laku ini lah yang akan  semakin memahamkan diri kita. Terimakasih mbak ririn sudah memahamkan kami tentang makna belajar dari sudut padang yang berbeda. 


Terimakasih keluarga rumahku surgaku dan nabla home team yang sudah memfasilitasi jalannya FSP camp tahun ini. Banyak inspirasi, ide baru dan ilmu yang kami dapatkan dari FSP camp kemarin.

Semoga FSP yang sudah kami tuliskan dan di share menjadi doa yang dikabulkan. Menuju tahap berikutnya yaitu do it, pray it dan istiqomah it. 


#PerjalananKPK
#FSP1441H
#FSPCamp
#Travelschoolerfamilies

Selasa, 03 September 2019

Proses belajar mengenal angka dan huruf

Tak berlaku kaidah makin cepat, makin baik. Begitu juga dalam proses belajar syaina mengenal angka dan huruf. Tak ada target untuk sedini mungkin bisa calistung. Karena secata teori parenring dan psikologis. Usia yang paling siap bagi anak belajar calistung adalah saat mumayiz, bersamaan dengan perintah sholat yang diperintahkan allah yaitu saat anak usia 7 tahun. 

Beberapa bulan menjelang usia lima tahun syaina mulai tertarik berhitung 1-10 dan mengenal simbol angka tersebut. Lambat laun syaina mulai tertarik menuliskan simbol angka tersebut dibuku. Berperan seolah-olah sedang sekolah formal, ada guru dan ada murid. Hahahahaha ada ada saja idenya, terinspirasi dari temannya yang sekolah formal. Umi/abi sebagai guru menuliskan simbol angka 1-10, kemudian syaina mencoba menulis simbol angka sesuai contoh yang ada. Terkadang umi dan abi diminta menulis simbol angka dalam bentuk dot to dot, syaina yang menghubungkan dot to dot membentuk sebuah angka. 




Perkembangan terakhirnya kemarin tanggal 2 september 2019 syaina bisa menulis beberapa angka misalnya angka dua, lima, satu, nol secara langsung. Begitu juga dengan proses belajarnya mengenal dan menulis beberapa simbol alfabeth. Mulai bisa menuliskan beberapa huruf alfabeth tanpa bantuan dot to dot.

Proses ini berjalan alamiah sesuai keinginanya. Bisa menulis/membaca sebelum tujuh tahun itu bonus, tetapi yang terpenting adalah syaina melewatinya dengan bahagia tanpa paksaan/digegas apalagi trauma karena target. Belum bisapun tak masalah bagi kami, karena setiap anak memiliki waktu "bisanya" masing-masing, tetap optimis bisa dan rileks. Karena belajar itu tak melulu tentang hasil akhir, belajar itu sebuah proses dan biarkan proses/laku itu yang akan memahamkannya. Fokus pada proses dan ghairah mengapa menulis dan membaca itu merasa ia butuhkan. Tak sekedar "bisa membaca/menulis" tetapi  setelah ananda bisa membaca/menulis, tak ada satupun buku yang ananda baca/tak ada satupun karya buku yanga ananda tulis. Yang lebih penting adalah syaina suka membaca buku dan bisa menghasilkan karya lewat menulis sepanjang hidup.Aamiin....


#PortofolioSyaina
#5y1m

Projek Lomba Agustusan bersama KPK

Rabu, 14 Agustus 2019 eksekusi project syaina dalam rangka ikut memeriahkan HUT RI ke 74.
Gagasan project membuat lomba untuk anak-anak tercetus sudah lama. Beberapa proses terlewati mulai dari gagasan sampai eksekusi.
1. Family forum, berdiskusi lomba apa yang mau dipilih?
2. Apa hadiahnya?
3. Dimana tempat lombanya?
4. Apa saja alat dan bahan yang harus disiapkan?
5. Berapa pesertanya? Siapa saja yang akan ikut lomba?
6. Bagaimana cara mengumumkan ke anak-anak?
7. Kapan waktu pelaksanaannya?

Setelah berdiskusi menentukan hal-hal tersebut,  kami mulai menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.  Kami memilih lomba makan kerupuk dan lomba balap kelereng. 

Tahap pertama kami belanja hadiah lombanya. Syaina memilih paket jajan sebagai hadiah untuk anak-anak. Berusaha memfasilitasi syaina saat memilih jajan, saya hanya memberi masukan untuk memilih jajan yang sehat. Syaina mengambil jajan dan menghitung sesuai jumlah peserta lomba. Pada proses ini, syaina belajar menentukan pilihan. 

Sepulang membeli jajan untuk hadiah. Kami berdiskusi bagaimana cara membungkus jajan tersebut agar tidak menghasilkan sampah baru. Kami memutuskan membungkus jajan tersebut dengan kertas kado dan di streples tanpa isolasi dan plastik. Pada tahap ini,syaina belajar mencari solusi kreatif dan motorik halus memasukan jajan ke dalam kertas kado dan mensteplesnya. 

Setelah hadiah siap, kami mencari kerupuk sebagai bahan utama lomba makan kerupuk dan menyiapkan kelerang untuk lomba balap kelereng. Syaina bertugas mengajak teman-temannya untuk ikut lomba. Antusias banget saat harus pergi dari rumah ke rumah untuk mengajak lomba bersama. Syaina selalu antusias jika main bersama teman-temannya. Abi bertugas menyiapkan pra persiapan lomba. 

Lomba pertama adalah lomba makan kerupuk. Abi mengikat kerupuk dan menggatungkan ke tali. Mengukur tinggi tali disesuaikan dengan tinggi masing-masing anak. Kali ini kami memilih cara yang berbeda dalam lomba makan kerupuk. Jika biasanya lomba makan kerupuk adalah dengan cara berdiri. Hal ini tak sesuai dengan value keluarga yang sedang ditanamkan ke  syaina. Bahwa adab makan salah satunya adalah duduk. Akhirnya kami berdiskusi dengan syaina, bagaimana jika lomba makan kerupuk sambil duduk. Pada tahap ini,syaina belajar adab makan dan mencari solusi baru yang beradab.

Lomba makan kerupuk pun dimulai. Sebelum lomba, umi menyampaikan peraturan lomba. Pada tahap ini, syaina dan anak-anak belajar mendengar instruksi, mematuhi peraturannya, belajar bersabar memakan kerupuk setahap demi setahap melalui perjuangan dan belajar tidak curang demi kompetisi. Lomba ini mengundang gelak tawa, karena anak-anak sama-sama berjuang untuk bisa memakan kerupuk. Ada proses yang patut diapresiasi, bukan hasil akhir siapa yang menang dalam menghabiskan kerupuk terlebih dahulu tetapi semua anak adalah pemenang, karena mereka sama-sama pejuang yang gigih dalam proses lomba ini, pemenang dalam self control untuk tidak curang demi kemenangan, dan pemenang karena mereka makan dengan beradab. Karena perjuangan mereka yang keren itu, semuanya adalah pemenang dan  berhak mendapatkan hadiah. Yeyeyeye kalian keren..... 

Lanjut lomba kedua yaitu lomba balap kelereng dengan mulut. Tampak seperti lomba pada umumnya. Anak-anak belajar keseimbangan saat membawa kelereng dari garia awal ke garis finish, belajar bersabar, belajar mengontrol diri, dan fokus. 

Semua bahagia menikmati proses lomba. Yeyeyeye project syaina berhasil membuatnya dan teman-temannya bahagia. 
Hadiahpun dibagi, anak-anak belajar berterima kasih ketika mendapat hadiah. Dan makan jajan bersama, anak-anak belajar untuk buang sampah pada tempatnya dan makan dengan adab.



#Portofoliosyaina
#5y
#ProjekKPK
#Lomba17Agustus