Minggu, 22 April 2018

Memaknai perjalanan observasi sifat unik




Memaknai perjalanan mengobservasi fitrah bakat selama hampir 4 tahun usia ananda. Mantranya adalah dengan beraktivitas bareng, berkegiatan bareng dan main bareng dengan hadir sepenuh hati.Saat itulah kami orang tuanya akan mencoba mengamati,mendokumentasi dan mencatat setiap kemungkinan temuan sifat unik ananda. Karena usianya adalah kurang dari 6 tahun maka kami fokus pada memperkaya wawasan dan memperkaya kegiatan ananda. Mencoba satu per satu ragam kegiatan (pandu 45) yang ada dalam buku portofolio. Ketika kami mulai menemukan kemungkinan sifat unik ananda satu persatu, tidak lantas menjadikan label bagi ananda. Karena akan mempersempit ruang gerak ananda dan terlalu prematur untuk memberikan kesimpulan diusianya sekarang. Mengobservasi sifat unik adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran, ketelatenan, kesungguhan, komitmen dan konsistensi. Mengobservasi sifat unik ananda menjadikan kami bercermin pada diri sendiri bahwa apa potensi kekuatan kami,peran atau bidang apa yang ingin kami fokuskan, apa yang menjadi misi spesifik hidup kami dan menjadi misi hidup keluarga kami. Mudah-mudahan allah selalu memberikan kemudahan bagi kami dan memampukan kami. 

Ya allah bimbing dan mudahkan kami menemukan peran spesifik hidup kami agar kami menjadi bahagia dan selalu berbinar-binar menjalankan misi hidup,meluaskan manfaat bagi sesama. Aamiin.... 

Rabu, 11 April 2018

Melatih kemandirian/life skill

Dalam rangka menyiapkan spora unggul yang mungkin kelak akan terbang jauh dan tumbuh ditempat baru,tentu ada beberapa kriteria spora unggul versi keluarga pelem kalih. Salah satunya adalah mandiri dan life skill.Agar kelak ditempat yang baru, spora unggul ini mampu tumbuh subur dan menebar manfaat bagi lingkungan sekitar bukan hanya sekedar mampu bertahan hidup dilingkungan yang baru. 

Melatih kemandirian/life skill untuk anak balita tentu tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melatih kemandirian, diantaranya adalah
1. Melihat fitrah perkembangan anak. Karena kemampuan setiap anak berbeda, maka sebelum melatih kemandirian, perlu melihat kemampuan dan perkembangan anak. Agar tidak menciderai fitrah perkembangannya karena obsesi untuk menggegas. Bukankah tidak berlaku kaidah makin cepat makin bagus? Yang ada hanyalah indah pada waktunya. 

2. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung untuk melatih kemandirian anak. Misalnya saat hendak melatih anak agar mampu mengambil minuman sendiri. Tentu kita menyediakan tempat gelas dan air minum yang mampu dijangkau anak, agar anak tidak selalu meminta tolong kita untuk mengambilkan dan menjadi enggan melakukannya. 


3. Tega. Setelah mempertimbangkan kemampuan dan perkembangan anak, rasa tega untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan life skill harus ada. Walaupun rasa tega tersebut dibalut rasa was-was/khawatir/cemas sebagai orang tua terhadap hal baru yang belum pernah ananda lakukan atau bahkan melakukan sesuatu yang kita anggap berbahaya versi orang dewasa. Kekhawatiran itu wajar dan menjadi fitrah orang tua. Tetapi rasa tega itu jauh lebih diperlukan ole orang tua terhadap anaknya demi menyiapkan spora yang unggul. Kekhawatiran yang sewajarnya/sesuai kadarnya yang harus dilatih oleh orang tua agar tidak diliputi oleh kekhawatiran yang over dosis. Membalut kekhawatiran dengan kepasrahan dan doa kepada yang maha memiliki hidup.

4. Tirakat. Artinya sebagai orang tua pembelajar yang perlu berlatih menahan hawa nafsu untuk tidak cepat membantu anaknya ketika menghadapi sebuah tantangan. Memberikan anak kesempatan untuk mencari jalan keluar/mengambil keputusan atas tantangan itu penting, agar anak tidak selalu bergantung kepada orang tuanya dalam menghadapi tantangan.  Karena kami menyadari bahwa kami orang tuanya tidak akan selalu ada disampingnya untuk membantunya setiap saat. 

Beberapa capaian latihan kemandirian/life skill syaina diusia 3y8m adalah
1. Belajar memotong kuku sendiri
2. Membereskan mainan sendiri
3. Makan dan minum sendiri plus mampu mengambil minum dan lauk sendiri.
4. Mengambil pakaian dan pakai baju sendiri
5. Gosok gigi dan mandi sendiri
6. Mampu menggunting sendiri
7. Berlatih menyetrika sendiri dan mencuci piring setelah makan
8. Mampu membersihkan diri setelah buang hajat. 
9. Mampu membuang sampah dan meletakkan baju kotor pada tempatnya
10. Mampu menyapu dan mengepel lantai/membersihkan tumpahan minuman/makanan
11. Merapikan tempat tidur sendiri





Beberapa sumber referensi untuk mengetahui indikator kemandirian anak sesuai usia adalah 




Senin, 09 April 2018

Berakvitas bareng

Minggu 8 april 2018 adalah waktunya we family. 

Dimulai dari bersepeda pagi bersama.Saat bersepeda melewati hamparan sawah di sisi kanan dan kiri jalan, kami membicarakan banyak ciptaan allah. Ada sinar matahari yang menghangatkan badan, udara pagi yang sejuk, melihat petani yang sedang menanam benih padi, allah yang akan menumbuhkan benih padi hingga bisa di panen, di olah menjadi beras dan dimasak oleh kita menjadi beras. Melihat air sungai yang mengalir, melihat sapi dan kambing,mengamati bagaiman mereka makan dan memproses makanannya. Tak lupa kami mampir ke rumah saudara yang sejalan dengan rute bersepeda kami untuk bersilaturahmi. Hikmah yang kami dapatkan lewat perjalanan ini adalah betapa banyaknya nikmat allah yang diberikan untuk kita, tidak ada sedikitpun nikmatNya yang bisa kami dustakan, menumbuhkan fitrah iman ananda tentang Allah yang Maha Penyayang, indahnya kebaikan. 

Awalnya ananada membawa mainan boneka-bonekaan yang ananda peroleh dari Utinya. Wujud kasih sayang utinya adalah menuruti hampir semua keinginan cucunya walaupun anak tidak membutuhkan. Tapi berbeda bagi kami orang tuanya, tidak semua keinginannya harus kami penuhi. Ada beberapa pertimbangan kami untuk hal ini. Kami akan melihat seberapa urgensinya bagi ananda, apakah ini hanya keinginan saja atau memang kebutuhannya. Penting bagi kami melatih kecerdasan finansial sejak dini yang ramah fitrah perkembangan. Kami mengenalkan konsep bekerja-sedekah-menabung-memberikan pilihan butuh/tidak untuk membelinya /menggunakan uang tabungannya. Kami bernegosiasi dan memberikan penjelasan kepada ananda jika ego keinginannya mucul,mencoba mencari jalan tengah yang terbaik. Akhirnya kami sepakat untuk membuat mainan boneka dari kardus bekas. Memanfaatkan bahan yang ada dan membuatnya bersama-sama menjadi mainan lebih bermakna dan bermanfaat dibanding membeli mainan instan. Tetapi Syaina kurang menikmati proses ini. 


Makan bersama dimeja makan menjadi we time yang keren, dengan makan bareng kami ngobrol banyak hal yang menambah bonding keluarga. Kami melatih life skill ananda dengan makan sendiri, mengambil lauk,minum dan apa yang ananda butuhkan dengan melihat kemampuannya. Membaca doa bersama keras-keras, mencontohkan untuk meletakkan piring dan gelas ditempatnya usai makan,mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 

Bermain peran fotocopy
Beberapa hari yang lalu, syaina ikut kami untuk fotocopy. Mungkin gaya belajar syaina adalah visual auditory. Syaina mengamati apa-apa yang ananda lihat dan segera mempraktekan peran hasil pengamatannya ketika sampai dirumah.
Mi maen fotocopy-fotocopyan yuks
Umi jadi orang yang mau fotocopy
Aku jadi mas-mas yang fotocopy

Syaina mempraktekan apa-apa yang ananda lihat.
Syaina mengambil brosur hasil fotocopy uminya kemarin
Menanyakan apa yang mau difotocopy
Menulis disecarik kertas seolah-olah itu hasil fotocopy
Melakukan transaksi jual beli dengan uang mainan.



Transaksi jual beli dengan uang mainan

Sudah mampu menulis cakar ayam pada setiap kotak



Bermain boneka-bonekaan
Bermain boneka-bonekaan bersama umi, syaina dan umi berperan sebagai ibunya dan boneka sebagai anaknya. Layaknya seorang ibu yang mempunyai anak bayi, syaina menyusui,memandikan,membantu memakaikan baju, membacakan cerita sebelum tidur ke anaknya.Empatinya mulai tumbuh. 

Story telling oya ke umi dan abinya
Saat bermain boneka-bonekaan, syaina membacakan cerita sebelum tidur kepada boneka.Syaina mengambil buku yang ingin ananda ceritakan. Ananda mengambil buku berjudul "asal mula namaku". Syaina membuka lembar demi lembar dan menceritakan apa-apa yang ia lihat dalam gambar.Aktivitas ini bisa menjadi tahap pralatih membaca. Bahagia rasanya menjadi orang tua yang selalu melihat perkembangan anaknya setahap demi setahap. Diusianya 3y8m,syaina lebih suka memilih judul buku yang ingin diceritakan uminya atau memilih buku yang ingin ananda ceritakan isinya kepada kami. Bahkan ketika abinya keliru menceritakan isi atau alur cerita yang ada dalam buku,syaina akan mengintervensi dan mengkoreksinya.

Story telling di depan umi dan abinya


Ke mesjid bersama
Kami mencoba untuk shalat magrib berjama'ah di masjid. Bahkan kadang syaina yang mengajak kami ke masjid. Kami mencoba menumbuhkan fitrah imannya tentang cinta masjid. Menunjukkan ekspresi muka bahagia saat adzan berkumandang dan bergegas menuju masjid. Bukan tertib syariahnya yang menjadi fokus kami,tetapi menumbuhkan ghairah tentang masjid. Membangun imaji positif tentang beribadah, shalat dan masjid melalui atmosfir keteladanan orang tuanya. Berharap agar anaknya menjadi sholehah kelak dengan cara mendahulukan diri kami menjadi sholeh/sholehah terlebih dahulu. To change for things, we must change first.

Syaina sudah mampu melakukan beberapa gerakan shalat,melakukan urutan gerakan shalat,hafal beberapa surat pendek untuk shalat seperti al fatihah. Kadang syaina ikut shalat sampai raka'at terakhir, kadang syaina hanya satu raka'at. Ini pun sudah sangat bagus untuk usianya. Kami mengapresiasi ghairah shalatnya bukan tertib shalatnya. Menjaga kemuliaan anak ketika di masjid dengan cara menanamkan adab ke mesjid melalui imaji positif. Kami tidak mau cepat mengadabkan anak dengan cara yang buruk agar anak terlihat santun di masjid yang justru akan menimbulkan imaji negatif tentang shalat dan masjid. Tapi tidak pula menurunkan kemuliaan anak karena orang lain yang sedang beribadah terganggu akibat sikap syaina. Kami membawa anak shalat dimasjid  pada waktu sepi jamaah dan sepi anak-anak.Saat ini syaina dalam tahap meniru,apapun yang dilakukan orang lain/anak lain yang menarik baginya akan ananda ikuti. Syaina juga tipe anak yang suka bermain dengan teman-temannya ketika dimasjid, saat itu tidak tepat bagi kami untuk membawanya ke masjid karena syaina akan ikut berlarian atau bersuara keras. Sedangkaan saat temannya hanya satu atau tidak ada maka syaina akan lebih kondusif dimasjid.

Membaca beberapa surat pendek 
Syaina tiba-tiba membaca surat alfatihah didepan umi dan abinya. Syaina mungkin tipe auditory (masih proses mengamati), sehingga metode talaqi dan membacakan surat pendek dengan suara keras akan direkam oleh syaina. Syaina hafal surat alfatihah karena sering mendengar imam membacanya saat sholat berjamaah di masjid atau karena kami sering memutar alqur'an memo di hp. Hafal/tidak surat-surat pendek saat ini bukan menjadi target kami. Kami tidak ingin terobsesi lebih cepat agar syaina cepat hafal surat pendek. Tetapi ghairah untuk cinta al qur'an yang sedang kami tumbuhkan.Ketika ghairahnya tumbuh hebat maka rasa cinta untuk membaca,menghafal dan mengamalkannya akan ada disaat yang tepat dengan niat yang tulus bukan karena paksaan,perintah semata yang cepat pudar. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin bagus, tetapi berlaku kaidah indah pada waktunya. 

Bermain memfoto dan difoto
Syaina suka bermain foto selfie atau memfoto objek. Umi dan abinya selalu menjadi objek pertama. Malam itu syaina bergembira memfoto abinya yang memakai kacamata kupu-kupu. Secara bergantian syaina meminta saya untuk memfoto dirinya yang sedang memakai kacamata kupu-kupu dengan berbagai gaya. Binar matanya terlihat bahagia.




Membacakan buku dan mengucap syukur sebelum tidur.
Hal ini rutin kami lakukan sebelum tidur.Menambah binding, media untuk menumbuhkan fitrah iman dengan cara membaca kisah tentang alqur'an, keteladanan rasulullah dan para sahabat, tentang allah,tentang akhlaq baik,dll.Mengucap syukur atas segala nikmat allah yang diberikan kepada kami hari ini akan membangun imaji positif tentang kasih sayang allah. 



#potofoliosyaina
#3y8m