Rabu, 08 November 2017

Visit to Temanggung Version Pelem Kalih Family

Trip to Temanggung

Bulan ini agenda TSF adalah berkunjung ke temanggung.

1.Visit to Singgih home's
Rumah pak singgih adalah tujuan pertama kami. Pak singgih adalah penemu karya kreatif radio magno,spedagi dan pasar papringan. Saat itu kami datang terlambat karena belum paham daerah dan hujan deras selama perjalanan yang memperlambat laju kami. Sesampainya dirumah pak singgih, kami sudah terlambat mengikuti diskusi bersama pak singgih.Pak singgih bercerita tentang awal lahirnya karya kreatif beliau. Orang hebat yang mampu menjadi Changer agen dalam mengangkat isu sosial yang ada disekitar tempat tinggalnya. Melalui idenya beliau berhasil menemukan radio magno yaitu radio berbahan dasar kayu yang merupakan hasil kreatif kerajinan tangan.
Spedagi adalah singkatan dari kata sepeda pagi.Berawal dari kebiasaan pak singgih yang suka bersepeda pagi.Uniknya sepeda ini dibuat dari bahan dasar yang melimpah di alam yaitu bambu. Sedangkan pasar papringan adalah pasar ramah lingkungan yang memiliki visi gerakan revitalisasi desa untuk mengangkat kembali budaya masyarakat setempat agar tetap lestari. 







2.Bermalam di home stay "oemah tani"

Setelah diskusi dengan pak singgih,ba'da magrib kami menuju oemah tani untuk bermalam disana. Sesampainya di oemah tani, saya taking demean desain oemah tani yang unik dan nyaman.Rumah yang dibuat dari bahan dasar bambu, jerami dan kayu.Rumah ini terdiri dari dua lantai yaitu lantai atas dan bawah. Lantai atas digunakan untuk beristirahat, bisa menampung orang dengan kapasitas kurang lebih 20 orang.Sedangkan lantai dasar terdiri dari ruang tamu untuk ngobrol santai, dapur, dan toilet. 




Saat itu cuaca malam cerah.Kami para ibu asyik berberes untuk menyiapkan makan malam dan melakukan aktivitas memasak mendoan untuk teman makan dan nyangkruk. Bapak-bapak langsung nyangkruk di ruang tamu.Anak-anak langsung bermain dilantai atas. Walaupun mereka jarang bertemu tetapi sudah asyik bercanda dan bermain bersama. Inilah sisi hebat anak-anak. 

Setelah semua hidangan siap. Kami langsung makan bersama.Masing-masing dari kami membawa bekal nasi dan lauk sendiri. Ada banyak lauk disana ada tempe bacem, bakso,mendoan,oseng daun pepaya, oseng tuna, balado terong, buah2an,dll.Seperti meja peradaban dimana seluruh keluarga makan bersama.Suasana kebersamaan, bahagia, rasa sayang melengkapi kami. Setelah makan kami para ibu langsung beberes dan menuju lantai atas untuk menemani anak-anak tidur karena waktu sudah cukup malam dan kami lelah setelah melakukan perjalanan jauh dari kota masing-masing. Ternyata dugaan kami para orang tua meleset. Anak-anak masih terus bermain sampai tengah malam. Mereka bergadang layaknya orang dewasa. Berlari sana-sini, naik turun, membaca buku dan menulis, main boardgame, bermain dengan kucing, dll. Ketika yang satu bermain maka semuanya akan bermain, ketika yang satu tidur maka satu demi satu anak-akan akan tidur. Rasanya sudah seperti keluarga dekat. Akhirnya kami para ibu-ibu ikut nyangkruk sembari mengawasi kegiatan bermain anak-anak. Bapak-bapak masih terus nyangkruk dilantai bawah. Tepat tengah malam kami pun beristirahat untuk mencharge stamina agar siap belajar besok pagi. 

Tepat saat adzan subuh berkumandang, kami bangun pagi untuk melaksanakan ibadah shalat subuh dan bersiap ke pasar papringan. Anak-anak masih tertidur nyenyak akibat begadang semalam. Pukul 6.30 kami siap menuju pasar papringan. Foto bersama menjadi menu pagi kami. 




3. Visit to pasar papringan

Lama perjalanan menuju pasar papringan dari oemah tani kurang lebih 30 menit. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan indah maha karya sang pencipta yaitu dua gunung yang letaknya berdampingan. Kedua gunung tersebut bernama sindoro dan sumbing. Udara pagi yang sejuk menambah rasa syukur kami. 

Nampaknya sudah banyak orang yang menuju pasar papringan.Banyak kendaraan antri disepanjang jalan masuk pasar papringan. Ternyata pasar papringan ini berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk. 

Dari tempat parkir menuju pasar papringan,kami harus berjalan kaki.Saat berjalan kaki menuju lokasi kami disuguhkan dengan banyak pohon bambu (dalam bahasa jawa disebut pring) dikanan dan kiri. Dan tiba-tiba sampailah kami dipintu masuk pasar. Samakin penasaran dan takjub dengan pasar ini

Beberapa hal yang membuat kami takjub adalah
  • Sebelum masuk kami harus berantri untuk membeli koin papringan berbahan dasar bambu. Koin papringan ini digunakan sebagai mata uang untuk transaksi jual beli dipasar.KerenπŸ‘πŸ‘πŸ‘
  • Pasar ini adalah pasar ramah lingkungan zero waste dari sampah organik seperti plastik yang susah didegenerasi. Pasar yang unik dan bersih. Kami harus membeli keranjang bambu sebagai wadah belanja kami. Syaina berkesempatan belajar transaksi jual beli. Syaina memilih sendiri keranjang bambu dan membayarnya dengan koin papringan. Asyeekkk aku bisa 😘
  • Selain transaksi jual beli, di pasar ini menyediakan fasilitas dan area bermain anak dengan permainan tradisional. Ada ayunan, egrang,  dan jungkat jungkit. Disediakan juga perpustakaan mini yang unik. Ramah anak dan ramah literasi.πŸ‘πŸ˜
  • Semakin memasuki bagian dalam pasar, semakin ramai pengunjung. Pasar ini terletak diantara pohon bambu yang mengelompok sehingga disebut sebagai papringan (tempat yang banyak bambunya). 
  • Pasar ini didirikan dengan visi sebagai gerakan revitalisasi desa dengan beberapa pendekatan kreatif. Tujuan pendirian pasar ini bukan sebagai desa wisata yang ingin mencari keuntungan saja tetapi lebih untuk melestarikan budaya agar tidak punah. Budaya untuk menumbuhkan rasa guyub rukun, melestarikan kearifan lokal seperti bambu sebagai bahan dasar kerajinan tangan,dll sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar,melestarikan budaya orang jawa bahwa papringan digunakan sebagai tempat untuk melakukan banyak aktifitas seperti bermain anak, membuat kerajinan tangan, transaksi jual beli yang bebas sampah. Nilai-nilai seperti inilah yang ingin dijaga dan dilestarikan. 
  • Pasar papringan hanya dibuka setiap sebulan sekali yaitu setiap minggu pon. Kenapa menggunakan kalender jawa??Tujuannya adalah agar kita tetap ingat dengan nama-nama kalender jawa (pon,wage,kliwon,manis dan pahing).
  • Pasar ini fokus menjual tiga hal yaitu hasil pertanian dan peternakan, makanan tradisional dan kerajinan tangan. Hanya saja sebagian besar pasar ini menjual makanan tradisional. Ada banyak makanan tradisional yang sebelumnya kami tidak tahu dan semakin penasaran untuk mencoba. Kami mencoba lontong mangut, soto, jajanan ndeso, sego kuning, dll.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar